Beranda | Artikel
Iman dan Ihsan
4 hari lalu

Bersama Pemateri :
Ustadz Iqbal Gunawan

Iman dan Ihsan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarh Hadits Jibril fi Ta’limiddiin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A pada Rabu, 2 Safar 1446 H / 7 Agustus 2024 M.

Kajian Islam Tentang Iman dan Ihsan

Kajian kita telah sampai pada penghujung pembahasan hadits Jibril. Setelah pada pertemuan sebelumnya kita membahas tentang takdir dan tingkatan-tingkatan takdir, hari ini kita akan membahas seputar iman dan ihsan.

Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang harus kita yakini bersama, secara bahasa adalah al-iqrar (menetapkan). Adapun secara istilah, iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan; bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Jadi, iman terdiri dari keyakinan hati, ucapan lisan, dan amalan anggota badan. Semua ini termasuk dalam bagian-bagian dari keimanan.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, hati mereka bergetar, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambah iman mereka, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfal [8]: 2)

Yang dimaksud dengan ayat ini adalah orang-orang yang memiliki keimanan tinggi, yakni orang-orang yang ketika disebut nama Allah, mereka merasa takut, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah, iman mereka bertambah, keyakinan mereka semakin mantap, dan mereka bertawakal, bersandar dan memohon pertolongan hanya kepada Allah.

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Anfal[8]: 3)

أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal[8]: 4)

Orang-orang beriman ini, meskipun demikian, tidak ada yang ma’shum (terjaga dari dosa); mereka semua, kecuali para nabi, adalah orang-orang yang juga bisa berbuat dosa.

Allah ‘Azza wa Jalla, ketika menceritakan tentang orang-orang yang bertakwa yang disiapkan bagi mereka surga yang luasnya seluas langit dan bumi, menyebutkan ciri mereka,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.” (QS. Ali Imran [3]: 135)

Mereka yang bertakwa, apabila terjatuh dalam perbuatan dosa, segera mengingat Allah dan meminta ampun atas dosa-dosa mereka. Kita harus yakin bahwa tidak ada yang selamat dari perbuatan dosa kecuali para nabi.

Iman itu ada di dalam hati dan dapat bertambah. Juga di antara ciri-ciri orang beriman adalah mereka yang menegakkan shalat dan menginfakkan sebagian dari apa yang Allah karuniakan kepada mereka. Ini mencakup amalan hati dan amalan anggota badan.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam kitab Shahih dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

الإيمانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أو بِضْعٌ وسِتُونَ شُعْبَةً: فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ: لا إله إلا الله، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

“Iman itu ada lebih dari 70 atau lebih dari 60 cabang. Yang paling tinggi dari cabang keimanan adalah ucapan Laa ilaaha illallah. Tingkatan iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu juga merupakan bagian dari keimanan. (HR. Muslim)

Ucapan Laa ilaaha illallah adalah sebaik-baik dzikir, dan ketika seseorang ingin masuk ke dalam agama Islam, yang pertama kali harus diucapkan adalah Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

Hadits ini menunjukkan bahwa iman terdiri dari ucapan, perbuatan hati, dan amalan anggota badan.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54358-iman-dan-ihsan/